Pagi itu, klien saya hadir dengan wajah begitu muram. Dia bercerita kesulitannya untuk melunasi berbagai utangnya akibat kebiasaan dalam berjudi. Kami berdiskusi terkait pemicunya. Apa yang membuatnya berutang, dan apa yang membentuk kebiasaannya tersebut.
Perlahan, klien saya bercerita. Menurut dia, hal tersebut muncul karena ia membutuhkan uang dengan cepat. Tadinya, dia memiliki sejumlah besaran uang yang ia pegang untuk dikelola. Namun, beberapa bisnis yang ia rintis dengan menggunakan uang tersebut belum berhasil.
Sayangnya, tidak semua orang tahu kondisi yang dihadapi, termasuk pasangannya. Beberapa kali pasangannya mengajak dia untuk pergi beberapa kali ke luar negeri dan dia penuhi.
Begitu juga dengan beberapa barang yang dibeli saat berpergian. Tak ada yang menyangka uang yang dia pegang untuk dikembangkan justru menjadi tipis hingga habis. Hingga tak ada jalan lain kecuali dengan berjudi, yang mana dia menganggap itulah cara tercepat untuk mengganti uang yang telah dipakai.
Sayangnya, seperti yang telah kita prediksi, lebih banyak uang keluar dibandingkan yang ia dapatkan. Dengan panik, ia pun meminjam uang secara online dan akhirnya mulailah jeratan utang menghantui hidupnya.
Saya bertanya, apa yang dirasakan saat pertama kali menggunakan uang tersebut untuk bisnisnya. Dia menyampaikan perasaannya yang menggebu untuk sukses agar keberhasilannya diakui oleh sang Bapak.
Saya pun menanyakan, apa yang ia rasakan setelah bisnisnya tidak berhasil. Ia menyampaikan ketakutannya untuk dilihat sebagai seseorang yang gagal oleh sang Bapak.
Jadi, saya tanya, “Alasan mendasar kamu menjalankan bisnis itu apa?” Ia pun menjawab, “Itu jenis industri yang Bapak sukai dan saya merasa berharga jika bisa sukses di dalamnya. Sepanjang hidup saya mencari pengakuan dari Bapak, tapi bukannya pengakuan malah banyak kritik dan omelan yang saya dapat.”
Lagi-lagi saya bertanya, apa yang ia cari saat uang yang seharusnya dikelola, digunakan untuk bepergian ke luar negeri dengan pasangannya? Ia pun menjawab, “Supaya tidak malu, dan dia bisa menghargai saya sebagai pasangannya.”
Dari beberapa sesi pertemuan, ia menyadari bahwa masalah besar yang ia miliki bukanlah relasinya dengan uang, melainkan kebutuhan dia akan cinta dan penghargaan.
Uang adalah sebuah jembatan yang ia gunakan untuk mendapatkan kedua hal tersebut. Inilah hal yang kadang kala tak disadari oleh beberapa orang saat menyimpan maupun menggunakan uang. Yakni, motivasi akan pemenuhan kebutuhan mereka. Lalu, apa saja kebutuhan kita?
Abraham Maslow, seorang psikolog terkemuka, mengembangkan Teori Hierarki Kebutuhan yang membagi kebutuhan manusia menjadi lima tingkatan yang disusun secara hierarkis.
Ia menggambarkan kebutuhan ini dalam bentuk piramida, seperti piramida makanan. Kebutuhan pertama adalah kebutuhan fisiologis seperti makanan, minuman, tempat tinggal, dan pakaian.
Dilanjutkan oleh kebutuhan kedua, yakni kebutuhan akan rasa aman seperti keamanan fisik, mental emosional, maupun finansial. Tingkat ketiga adalah kebutuhan sosial (cinta & pertemanan), yakni kebutuhan kita untuk merasa diterima, berinteraksi secara otentik, dan membangun relasi.
Naik pada tingkatan keempat adalah kebutuhan penghargaan, yang mana hal tersebut adalah situasi seseorang butuh untuk merasa berharga, berhasil, dan diapresiasi sekelilingnya. Terakhir, di tingkat kelima adalah kebutuhan aktualisasi diri dimana seseorang butuh bahagia dengan dirinya termasuk kemampuannya dalam mencapai versi terbaik dari dirinya.
Jika salah satu atau beberapa kebutuhan ini tidak terpenuhi, dan tidak kita sadari, tak jarang seseorang mencoba untuk memenuhinya dengan cara menyimpan atau mengeluarkan uang lebih dari yang dibutuhkan.
Uang, seperti yang telah kita bahas pada artikel sebelumnya, hanyalah sebuah alat tukar untuk mendapatkan hal yang kita inginkan. Namun, sadarkah kita apa yang sesungguhnya kita simpan/beli? Jika kita menggunakan uang untuk membeli tas atau sepatu, apa yang sesungguhnya kita beli di balik hal tersebut? Kebutuhan apa yang ingin kita penuhi?
Jadi, apa saja contoh penggunaan atau penyimpanan uang berdasarkan pemenuhan kebutuhan yang belum terpenuhi?
Beberapa contoh di atas tentu belum merangkum segala permasalahan yang ada. Namun, perlu kita sadari bahwa seringkali harapan kita untuk mendapatkan uang lebih sesungguhnya karena ada sesuatu di dalamnya.
Seperti kerabat saya yang berdoa untuk memiliki uang agar dapat membeli rumahnya sendiri. Saat ditilik lebih dalam, yang ia butuhkan sesungguhnya adalah rasa aman dan penghargaan. Kedua hal tersebut tersembunyi dibalik rumah impiannya.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mengetahui apa yang sesungguhnya kita butuhkan?
Pada akhirnya, uang adalah sebuah jembatan yang menghantarkan kita dari titik A ke titik B. Seringkali kita memusatkan perhatian pada jembatan yang berada di depan kita, namun tidak memiliki visi yang jelas terkait arah yang kita tuju. Mengenali apa kebutuhan kita yang ingin dipenuhi dapat membantu menavigasi keuangan kita.
Berapa banyak dari kita yang ingin mencoba latihan di atas? Jadi, yuk, kita coba dan kenali diri kita lebih dalam mulai dari sekarang.
Menabung itu tidak segampang yang dikatakan orang-orang. Terlebih kalau kamu adalah sandwich generation yang punya banyak tanggungan dan pengeluaran tak terduga. Makanya, kamu harus tahu cara menabung yang benar dan realistis.
Lantas, bagaimana cara melakukannya yang tepat? Semuanya dimulai dengan memahami kondisi diri dan keuangan. Berangkat dari situ, kamu dapat mengatur pemasukan dan memutarnya menjadi tabungan. Tidak harus langsung dalam jumlah besar, pelan-pelan saja.
Makanya, Bank Saqu punya 10 cara menabung yang benar dan realistis di bawah ini.
Kalau ada uang lebih, mulai berinvestasi
Tidak harus langsung berinvestasi dalam instrumen yang rumit dan butuh modal besar. Untuk pemula, kamu dapat mulai manfaatkan suku bunga dari deposito. Deposito adalah produk simpanan yang disediakan bank dengan suku bunga lebih tinggi dari rekening tabungan biasa.
Tabungan kamu akan bertambah dan meningkat dengan suku bunga tersebut, lho!
Bank Saqu juga punya, lho, produk deposito yang bantu mengembangkan tabunganmu. Ada Deposito Reguler memberikan suku bunga 4,25% hingga 6% per tahun dengan penempatan minimal Rp1.000.000 dan tenor hingga 12 bulan.
Kemudian ada juga produk Busposito yang hanya butuh modal minimum Rp100.000 dan kamu dapat menabung deposito bersama-sama dengan teman atau keluargamu.
Itulah berbagai cara menabung yang benar dan realistis. Untuk kamu generasi sandwich atau yang masih kesulitan menabung, jangan menyerah, yuk secara perlahan atur keuangan dan mulai menabung!
Yuk, buka tabunganmu di Bank Saqu dengan segala fitur yang memudahkanmu, dari tabungan otomatis Tabungmatic hingga pilihan investasi bunga tinggi lewat deposito Bank Saqu.
- application/vnd.android.package-archive
- Uploaded: 15 December 2020
JAKARTA, iNews.id - Cara pinjam uang di Bank BNI Terbaru 2024 dan syaratnya penting bagi Anda yang sedang membutuhkan dana tambahan untuk keperluan mendesak.
Bank BNI adalah salah satu bank BUMN yang menawarkan berbagai produk pinjaman untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya. Anda bisa memilih produk pinjaman yang sesuai dengan tujuan dan kemampuan Anda, seperti BNI Fleksi, BNI KUR, atau BNI Griya.
Cara Mudah Pinjam Uang di DANA, Lengkap dengan Syaratnya
Keuntungan Pinjam Uang di Bank BNI
Mengajukan pinjaman uang di Bank BNI memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
Cara Pinjam Uang di M-Banking BCA, Tidak Perlu ke Kantor Cabang
Berikut ini adalah syarat khusus yang berbeda-beda untuk setiap produk pinjaman:
Tidak memerlukan jaminan, limit pinjaman maksimal Rp500 juta, tenor pinjaman maksimal 15 tahun, bunga pinjaman mulai dari 0,99% per bulan.
Pakai sistem menabung otomatis
Pilih bank yang punya sistem menabung otomatis untuk membantu kamu agar tidak lupa dan mencapai target tabungan. Nah, Bank Saqu punya, lho, fitur menabung otomatis yang siap bantu kamu, yaitu Tabungmatic.
Tabungmatic Bank Saqu adalah produk unggulan yang bisa mengubah kembalian dari setiap transaksi menggunakan QRIS, Debit Card, atau fitur bayar tagihan menjadi tabungan. Setiap transaksimu akan dibulatkan dan kembaliannya akan disimpan dalam Saku Booster.
Pembulatan dana yang dimaksud adalah selisih antara jumlah transaksi dan jumlah dana pembulatan akan masuk ke Saku Booster. Kamu dapat memilih nominal pembulatan; Rp5.000, Rp10.000, atau Rp50.000.
Yuk, cari tahu lebih jauh tentang Tabungmatic dengan mengunjungi halaman ini.
Buat rekening khusus tabungan
Langkah persiapan berikutnya adalah membuat rekening khusus tabungan. Pilih bank yang memberikan kemudahan transaksi dan menabung uangmu.
Cara menabung yang benar adalah dengan tidak bertransaksi lewat rekening tersebut sama sekali, kecuali dalam kondisi darurat.
Manfaatkan diskon dan promo
Cara menabung yang benar dan realistis berikutnya adalah lebih berhemat. Manfaatkan ragam diskon atau promo dari merchant serta bank. Kamu dapat menghemat pengeluaran dan tetap bisa jajan.
Namun, pastikan untuk tetap mengontrol pengeluaran tersebut, jangan malah membeli terlalu banyak ketika diskon dan promonya tidak seberapa.
Sering-sering cek akun media sosial di tempat jajan favorit, atau merchant langganan. Batasi juga penggunaan promo jadi hanya setiap dua minggu atau per bulan.
OJK Batasi Masyarakat Hanya Boleh Pinjam Uang di 3 Aplikasi Pinjol
Memerlukan jaminan berupa aset produktif atau non-produktif, limit pinjaman maksimal Rp500 juta, tenor pinjaman maksimal 5 tahun, bunga pinjaman 6% per tahun.
Memerlukan jaminan berupa sertifikat tanah dan bangunan, limit pinjaman maksimal 80% dari nilai jaminan, tenor pinjaman maksimal 25 tahun, bunga pinjaman mulai dari 7,5% per tahun.
Buat rencana keuangan dan target tabungan
Setelah tahu sumber pemasukan dan pengeluaran, maka kamu harus siapkan rencana keuangan serta target tabungan. Tentunya rencana dan target tersebut harus realistis, jangan sampai membuatmu kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Contohnya, kamu berencana untuk mulai menabung 10-15% gaji bulanan dan punya target tabungan 10 juta dalam 6 bulan.